Oct 21, 2016

Berkunjung Ke Kawah Wurung Yang Menakjubkan

Mungkin belum banyak dari kalian yang familiar dengan Kawah Wurung. Sebuah tempat wisata alternatif jika kalian sedang berlibur ke Bondowoso atau Banyuwangi. Letaknya yang tak begitu jauh dari Kawah ijen yang memiliki popularitas lebih baik dibanding Kawah Wurung. Begitupun dengan akses dan fasilitas yang berbeda jauh dari keduanya, namun kalian akan mendapatkan sesuatu yang berbeda dan tentunya tak akan pernah rugi jika kalian berkunjung ke Kawah Wurung.
 
Menurut masyarakat sekitar Kawah wurung berarti kawah yang tak jadi atau bisa kalian artikan kawah yang telah mati. Secara kasat mata memang kawasan ini seperti sebuah komplek aktifitas vulkanis di masa lampau yang akhirnya membentuk beberapa bukit dengan kawah kawah mati di dalamnya. Secara kasat mata pula kawah wurung ini mirip dengan miniatur pegunungan bromo.

Sebuah lubang raksasa seperti kaldera mengelilingi bukit bukit yang menjulang di tengahnya. Warna hijau rumput menambah anggun gundukan tanah vulkanis yang telah tertidur ini.  Sepanjang mata memandang hanyalah rerumputan hijau diselingi dengan sedikit pohon yang memiliki gradasi warna yang agak berbeda dengan sekitarnya.

Bagi pecinta fotorgrafi landscape ini adalah tempat yang sempurna untuk berburu gambar. Karena di antara rerumputan hijau bak di film Teletubbies ini background pegunungan sekitar pun menambah keindahan dari Kawah Wurung. Jika kondisi cuaca sedang bagus di kejauhan akan tampak bibir kaldera Ijen yang menganga lebar bersanding dengan puncak merapi disampingnya. Melepas pandang ke arah berbeda maka akan nampak juga Gunung Raung dengan kalderanya yang super terjal.

Tak hanya bisa kita nikmati dari kejauhan saja keindahan Kawah Wurung ini, namun kita juga bisa kita ekplor lebih jauh di kawasan savanna hijau ini. Setelah sedikit memutari kawasan kaldera aku menemukan sebuah bukit hijau yang nampak tak begitu tinggi dan dari kejauhan nampak jalur yang bisa untuk dilakukan pendakian.

Di punggungan bukit yang berkontur datar keindahan kawasan kawah wurung pun sudah nampak sangat indah. Rumput rumputan bak permadani hijau yang terhampar luas, di bawah sana tampak savanna yang mulai menguning berpadu dengan ladang persawahan yang sedang menunggu untuk di garap sang tuan tanah. 

Gersang adalah kalimat pertama yang bisa aku ceritakan saat menginjakkan kaki di puncak bukit tak ada pepohonan tinggi hanya ada ilalang yang mulai menguning dan sebuah rongga besar yang ternyata sebuah kawah mati. banyak sekali kawah pikirku dalam hati, dan memang pantas jika kawasan ini dinamai kawah wurung.

Mungkin belum banyak yang tahu jika bukit teletubbies ini menyimpan sebuah kawah mati yang sangat indah dan bisa didaki hanya dengan waktu sekejap saja. Tak ada sampah dan tak ada vandalisme, betapa indahnya alam ini jika tanpa campur tangan manusia seperti ini. Sebelum aku beranjak turun, aku masih bersyukur dapat menikmati keindahan gunung purba ini seorang diri dan semoga kelestariannya tetap terjaga hingga nanti.

Dahulu masyarakat sekitar memanfaatkan kawah wurung hanya untuk menggembala ternak sapi atau kambing mereka, karena begitu melimpahnya rumput di kawasan ini. Namun saat ini dengan kemajuan jaman dan internet dimana mana keindahan tempat terpencil seperti ini pun lebih muda diketahui orang orang di sudut nusantara lainnya. Tak ayal popularitas Kawah Wurung pun meningkat akhir akhir ini, dan sering dijadikan tujuan alternatif wisatawan setelah berkunjung ke Kawah Ijen yang notabene bertetangga saja dengan Kawah Wurung.
 
Bagaimana? Tertarik untuk berkunjung dan menikmati keindahan dari Kawah Wurung yang menakjubkan tersebut?

Aku Rindu