Jul 29, 2016

Ketidakpuasan Dalam Pernikahan, Mengapa Selingkuh Jadi Pilihan?



"Pernikahanku sudah seperti petaka, lebih baik aku cerai atau selingkuh?"

Itulah pertanyaan yang di lontarkan teman baikku ketika curhat padaku. Aku kaget. Tadinya saya pikir masalah rumah tangga itu hanya bisa saya lihat di sinetron. saya kira yang bisa cerai itu hanya para artis. Inilah pertama kalinya aku melihat kehancuran sebuah pernikahan dari jarak dekat, temanku sendiri.

Saya menjawab pertanyaan tersebut dari sisi pemahamanku tentang agama. Kalau memang rumah tangga tidak bisa di selamatkan, maka cerai itu di bolehkan sedangkan selingkuh (apapun alasannya) adalah dosa besar. Tidak ada alasan yang benar untuk melakukan sebuah kesalahan.

Tetapi untuk orang yang mengalami sendiri, teori-teori kebenaran tentu sulit diterapkan. Saat seorang manusia di hadapkan kepada kenyataan bahwa pasangan sah-nya sangat jauh dari harapan, sedangkan ada orang lain yang di buat setan tampak sempurna dan menerima kita dengan tangan terbuka. Siapa yang bisa bertahan?

Teringat kata-kata seorang teman yang lain beberapa tahun lalu, saat dia belum menikah dan belum ada bayangan seperti apa suaminya nanti. "Nanti kalau seandainya suamiku suka selingkuh, suka memukul, suka mabok, judi, dll.. aku akan tetap bertahan. aku akan tetap berdoa semoga suatu saat suamiku berubah." Hebat sekali. Tapi itu kan cuma teori karena saat ini aku mendapatinya telah menjadi seorang janda juga..hehe..
 
Bulan ini, bertubi-tubi saya mendengar kabar perceraian dari teman-teman baikku, dan ada juga yang suaminya selingkuh, mempunyai wanita idaman lain. Saya setiap bertemu dengan beberapa teman baikku, mereka selalu curhat tentang keluarganya, suaminya dan anak-anaknya ada juga yang bercerita tentang mertuanya. Ya.., mereka curhat dengan saya dengan berbagai masalah yang ada di keluarganya, terutama suaminya yang selingkuh, akirnya ada yang memutuskan untuk berpisah, walaupun bukan penyebab utama, tapi selingkuh jadi salah satu point yang di ajukan ke pengadilan. Secara garis besar, masalahnya adalah istri yang sudah lama memendam penderitaan dari perilaku suaminya yang tidak menyenangkan, lalu mencurahkan cintanya untuk laki-laki lain. Ketika ketahuan, maka opini masyarakat yang mencuat adalah perceraian terjadi karena sang istri selingkuh. Aduh! 

Eiittsss… jangan salah jika salah satu dari suami istri itu sampai curhat masalah rumah tangga pada lawan jenis dan menemukan patner yang nyaman, lambat laun ia akan terjembab pada dualism cinta. Curcol seperti ini sangat efektif mengaitkan dua hati. Yang satu galau, yang satu menjadi pendengar yang baik sekaligus memberi solusi. Hmmm… ibarat colokan, klop tuh kalau ada yang nyolokin dan pas, akan memunculkan energy listrik. iya gak tuch. Selingkuh banyak diawali dari curhat ke lawan jenis. Mungkin pada mulanya tidak sampai mikir seekstrem itu. Masak sih Cuma curhat bisa jadi selingkuh? Aneh-aneh aja deh, pasti kita semua mikirnya gitu kan?

Saya dan suami segera mengevaluasi pernikahan kami dan ngelus dada, prihatin dengan mendengar banyaknya perselingkuhan yang terjadi di teman-teman kita. Saat ini kami sangat bahagia dengan kehidupan rumah tangga yang kami jalani. Setelah mengingat-ingat ternyata kami pun pernah mengalami masa-masa yang sulit dimana pertengkaran selalu ada dan solusi terasa buntu. Toh, kami mampu melaluinya.

Maka untuk diriku sendiri, selalu ku camkan. "Bersabarlah!"

Seringkali masalah-masalah yang menerpa itu hanyalah emosi sesaat. Sebelum membuat keputusan besar yang akan kita sesali, "bersabarlah dan tetaplah setia!".Kalaupun memang pernikahan harus di akhiri, maka jangan sampai ada noda hitam yang kita tinggalkan.

Bagi saya, bagaimanapun milik sendiri jauh lebih menenangkan, menyenagkan, membanggakan dibanding dengan yang bukan haknya. Dan juga menjadi pembedaan paling inti, suami atau istrimu adalah cinta yang direstui, yang mengalami proses penguatan dan pematangan, serta sungguh-sungguh tumbuh dari niat yang suci.
 
Kalau kesadaran ini ada dalam dirimu, dijamin kamu tak akan tergoda dengan dengan godaan apapun walau godaan itu segede gunung. Kamu bisa tetap saja enjoy karena iman sudah membentengi, dan sudah menjadi pertahanan yang kuat untuk dirimu. Setan gak akan mungkin menggoyahkan perasaanmu.
Jika hal ini sudah ada dalam dirimu, maka bagimu suami atau istrimu adalah segala-galanya. Tidak ada yang lebih baik dari pasanganmu, walau secara kasat mata yang diuar sana banyak yang memliki kelebihan.

Semoga Tuhan menjaga rumah tangga kita semua dalam cinta-NYA

Aku Rindu