Jul 3, 2016

Jalan Pulang Dari Ketersesatan

Tersesat yang paling bahaya bukanlah ketika kita menyadari bahwa kita sedang tersesat. Sebaliknya, tersesat paling bahaya adalah ketika kita terus berjalan tanpa menyadari bahwa sebenarnya kita sedang tersesat. Menyadari kita sedang tersesat akan membuat kita sigap mencari jalan keluar. Sementara tersesat yang tanpa disadari akan membuat kita terlena karena terlanjur membenarkan jalan yang salah.
Ketika melihat ke perjalanan hidup yang sedang kita tapaki saat ini, bukan tidak mungkin jika sebenarnya kita sedang tersesat. Ya, tanpa disadari, kita sedang berjalan dan mengemudikan hati ke lengkung-lengkung jarak yang melenakan. Bagaimana bisa?
Kesombongan adalah tanda bahwa hati kita sedang tersesat. Jangan diteruskan! Ayo kita pulang! Ikutilah lampu-lampu kesederhanaan yang berkerlip di sepanjang jalan! Hati kita harus pulang, kesederhanaanlah rumah kita yang sebenarnya.
Kemarahan adalah tanda bahwa arah perjalanan hati kita sedang tersesat karena dikaburkan oleh godaan-godaan. Jangan diteruskan, jalan ini salah! Ayo kita pulang! Temuilah kesabaran dalam setiap lengkung senyum dari dua katup bibir yang kita miliki! Hati kita harus pulang ke rumah kesabaran.
Khawatir yang berlebihan adalah tanda bahwa hati kita tidak siap melewati tanjakkan. Jangan berbelok! Itu salah dan kita pasti akan tersesat. Pulanglah, lalui sebuah jalan yang bernama jalan percaya! Jalan itulah yang akan mengantarkan kita pada sikap percaya bahwa segala sesuatu memang sudah diatur oleh-Nya dengan baik sedemikian rupa. Hati kita harus pulang, khawatir bukan tempat yang nyaman untuk diam dan tinggal.
Cemburu dan iri hati adalah tanda bahwa hati kita sedang tersesat. Jangan salah membaca pertanda yang ada di setiap tepi jalan! Pulanglah, telusuri jalan setapak keikhlasan! Hati kita harus pulang, melalui jalan keikhlasan dan kebenaran.
Percayalah, keburukan-keburukan yang ada pada hati kita adalah pertanda bahwa kita sedang tersesat. Berbeloklah lagi menuju kebenaran dan kebaikan! Keduanya adalah lampu-lampu yang terang yang akan menunjukkan kepada kita bagaimana caranya pulang.
Sebagaimana aku, kamu pun pasti ingin pulang. Sudahilah ketersesatan ini, ayo kemudikan hati untuk berpulang pada kebenaran dan kebaikan!

Aku Rindu