Pada tetes embun pagi bulan Ramadhan tahun ini, kita
menyaksikan pantulan cinta tak bertepi dariNya, yang memancar kemilau dari
kebeningan permukaan di rerumputan menyongsong fajar yang muncul malu-malu
Seusai Subuh dengan getar pesona merekah hingga ke batas cakrawala
Pada tetes embun pagi bulan Ramadhan tahun ini, kita menangis lepas dalam rindu
yang luruh perlahan melalui sela-sela tengadah jemari, tunduk tawadhu dalam
genggaman kemuliaanNya, yang menyejukkan pada kejernihan setiap bait-bait Dzikir
yang lirih kita ucapkan usai tarawih, juga pada tiap jejak langkah sepanjang
perjalanan Menyebut segenap keagunganMu yang Maha Besar
Ya Allah..Ya Allah
Pada tetes embun pagi bulan Ramadhan tahun ini kita tak akan pernah
mempertanyakan lagi, mengapa harga-harga mesti naik, mengapa kolak pisang yang
kita makan disaat berbuka terasa hambar, mengapa selalu ada perdebatan panjang
pada penentuan awal dan akhir puasa, mengapa artis-artis yang dulunya
berpakaian seronok mendadak berpenampilan alim, karena kita lebih memikirkan
bagaimana dosa-dosa kita yang lalu mendapat ampunan dalam rengkuhan kelembutan
kasih sayangNya
Dibulan yang suci sembari dengan takzim melantunkan ayat-ayat
suciNya dengan bibir bergetar dalam tadarrus panjang di sepertiga malam dan
dengan keyakinan penuh MaghfirahNya akan senantiasa tercurah pada kita,
hamba-hambaNya yang tak pernah henti untuk selalu bersyukur
Pada tetes embun pagi bulan Ramadhan tahun ini Kita akan melihat dengan tatap haru,
doa-doa kita melesat kilat menuju langit serupa pijar cahaya, berpendar-pendar
indah menyilaukan hingga pagi menjelang dan terik mentari menerangi persada
bersama kupu-kupu
Taqwa yang lahir dari kebeningan hati serta lurus niat untuk
selalu tunduk pada perintahMu, Ya Allah.. dan pasrah dalam PelukanMu yang Maha Menenteramkan selalu...