Jun 18, 2016

Tetes Embun Pagi Bulan Ramadhan



Pada tetes embun pagi bulan Ramadhan tahun ini, kita menyaksikan pantulan cinta tak bertepi dariNya, yang memancar kemilau dari kebeningan permukaan di rerumputan menyongsong fajar yang muncul malu-malu

Seusai Subuh dengan getar pesona merekah hingga ke batas cakrawala 

Pada tetes embun pagi bulan Ramadhan tahun ini, kita menangis lepas dalam rindu yang luruh perlahan melalui sela-sela tengadah jemari, tunduk tawadhu dalam genggaman kemuliaanNya, yang menyejukkan pada kejernihan setiap bait-bait Dzikir yang lirih kita ucapkan usai tarawih, juga pada tiap jejak langkah sepanjang perjalanan Menyebut segenap keagunganMu yang Maha Besar

Ya Allah..Ya Allah Pada tetes embun pagi bulan Ramadhan tahun ini kita tak akan pernah mempertanyakan lagi, mengapa harga-harga mesti naik, mengapa kolak pisang yang kita makan disaat berbuka terasa hambar, mengapa selalu ada perdebatan panjang pada penentuan awal dan akhir puasa, mengapa artis-artis yang dulunya berpakaian seronok mendadak berpenampilan alim, karena kita lebih memikirkan bagaimana dosa-dosa kita yang lalu mendapat ampunan dalam rengkuhan kelembutan kasih sayangNya

Dibulan yang suci sembari dengan takzim melantunkan ayat-ayat suciNya dengan bibir bergetar dalam tadarrus panjang di sepertiga malam dan dengan keyakinan penuh MaghfirahNya akan senantiasa tercurah pada kita, hamba-hambaNya yang tak pernah henti untuk selalu bersyukur

Pada tetes embun pagi bulan Ramadhan tahun ini Kita akan melihat dengan tatap haru, doa-doa kita melesat kilat menuju langit serupa pijar cahaya, berpendar-pendar indah menyilaukan hingga pagi menjelang dan terik mentari menerangi persada bersama kupu-kupu 

Taqwa yang lahir dari kebeningan hati serta lurus niat untuk selalu tunduk pada perintahMu, Ya Allah.. dan pasrah dalam PelukanMu yang Maha Menenteramkan selalu...

Aku Rindu