May 12, 2016

Tumbuh Bersama

Banyak orang yang mengaku kagum pada seseorang hanya karena membaca tulisan-tulisannya di buku atau di media sosial. Padahal, mereka bahkan belum pernah bertemu sebelumnya. Mereka jatuh cinta hanya karena kata-kata, nasehat bijak dan cerita-cerita yang dituliskan. Bagaimana, pernahkah kamu mengalaminya?

Melihat fenomena di atas, tak salah kiranya jika seseorang dapat memberikan penilaian baik kepada orang lain hanya dengan membaca apa yang dituliskannya. Penilaian-penilaian tersebut bisa muncul begitu saja, seperti misalnya,
“Kakak X ini pasti bahagia dech hidupnya, tulisannya ceria terus!”, “Mbak ini orangnya pasti tenang, adem dan penyayang. Suka dech!”dan seterusnya …
Menurutmu, apakah penilaian-penilaian seperti itu akan selalu benar? Belum tentu!

Tahukah kamu? Bukan rahasia bahwa sebagian besar penulis menuliskan kebaikan karena mereka ingin tumbuh bersama dengan pembacanya. Mereka belum tentu sudah melakukan apa yang mereka tuliskan dalam kalimat-kalimat bijaknya. Tapi, mereka ingin menasehati dirinya sendiri dan belajar melakukan apa yang dituliskannya.

Sebagai contoh, seorang penulis yang menuliskan tentang sabar dan semangat untuk pembacanya bukan berarti ia adalah orang yang selalu mampu menjaga sabar dan semangatnya. Melalui tulisannya, terlebih dahulu ia ingin menasehati dan mengingatkan dirinya sendiri, untuk kemudian menjadi tumbuh dan hebat bersama dengan pembacanya.

Berkaitan dengan tumbuh bersama pembaca ini, Hamka pernah menuliskan satu kalimat bijak dalam bukunya yang berjudul Lembaga Hidup, “Semoga sebelum orang lain mengamalkan, dapatlah aku melakukannya terhadap diriku sendiri lebih dulu.”

Aku Rindu