Apr 6, 2016

Keiklasan Yang Terdalam

Menerima seseorang sebagai kekasih dalam satu bingkai yang disebut rumah tangga selalu membutuhkan keikhlasan dan dada yang lapang.

Sebab itu, jika hati adalah cekungan bumi yang mewujud laut dan rasa ikhlas  adalah airnya, maka tugas kita adalah menggali permukaan tersebut semakin dalam, juga semakin luas.

Bukan pekerjaan mudah. Akan ada satu dua kali, tangan kita kelelahan meminggirkan pasir-pasir itu, jari-jari kita luka hingga berdarah-darah melawan kerikil, maka tak apa kita istirahat sejenak.

Kita berikan ruang pada diri kita sendiri, untuk menerima curahan hujan dengan wajah yang menghadap ke langit. Kita sambut rintik itu dengan senyum. Kita angkat tinggi-tinggi tangan kita yang penuh luka, lalu kita adukan semuanya kepada Tuhan seraya memohon ampun.

Disitu kita meminta. Disitu kita bercerita. Disitu kita letakkan segala keangkuhan dan perasaan bahwa kita mampu melakukan semuanya sendirian. Kita tanggalkan segala kesombongan bahwa kita mampu melawan segala kesedihan, segala ketakutan, dengan kekuatan kita sendiri yang ternyata tidak seberapa itu. Disitu kita meminta maaf..

Hati kita telah menggenggam takdirnya, jauh, jauh sebelum mata kita menyaksikan dunia atau mengenal kecantikan. Tetapi hati kita, sudahkan kita ajak bersujud sewaktu kita bersujud? Sudahkan kita ajak memohon tiap kali kita mengharapkan petunjuk? Sudahkah, hati kita, kita ajak menyebut nama Allah?

Maka mencintai, menjatuhkan hati kepada ia yang kemudian namanya selalu bersanding dengan kita dalam doa, yang kemudian kita jadi tahu betapa beratnya memeluk rindu, yang kepada Tuhan kita berjanji untuk bertanggung jawab atas dunia dan akhiratnya, adalah tentang keikhlasan. 

Kita ikhlas dengan sifat-sifat pasangan kita, yang kelebihannya kita syukuri, yang kekurangannya kita sampaikan lewat usapan hangat diatas kepalanya supaya nasihat kita tidak menjadi duri di hatinya.

Kita ikhlas dengan keadaan rumah tangga kita, dengan lapang sempitnya, suka dukanya, tawa tangisnya, kita ikhlas, dan selalu berupaya untuk itu.

Dan pada hujan yang curahnya masih menari diatas wajah kita, kita pinta dengan sepenuhnya harap, agar cinta yang Tuhan takdirkan senantiasa dilimpahkan kesyukuran yang panjang, keikhlasan yang meluas dan dalam, serta permohonan agar Tuhan senantiasa menyayangi dan membersamai.

Aku Rindu