Mar 14, 2016

Capek-capek Kuliah Untuk Apa Kalau Ujung-ujungnya di Dapur?


Haruskah perempuan itu pintar kalau akhirnya harus ‘kembali’ ke rumah? Perlukah kuliah hanya untuk melaksanakan tugas sebagai seorang istri? Pertanyaan di atas kerap ditanyakan khususnya untuk seorang wanita yang ingin menuntut ilmu setinggi-tingginya namun pada akhirnya memutuskan untuk memilih profesi ibu rumah tangga. 


Pintar merupakan satu kondisi yang wajib, tidak peduli apakah dia seorang suami atau istri. Ilmu diperlukan dalam segala aspek kehidupan sekalipun jika pada akhirnya perempuan harus ‘kembali’ ke rumah. Justru saat seorang wanita memutuskan berumah tangga dia memerlukan pengetahuan dalam menjalani kehidupannya yang baru sebagai istri dan ibu yang akan menentukan kualitas generasi selanjutnya.


Perempuan itu harus tekun menuntut ilmu tidak peduli apakah nantinya akan menjadi wanita karier atau ibu rumah tangga. 


Anak-anak mendapatkan pendidikan dasar pertama bukan dari TK atau SD namun dari ibu karena paling banyak berada di rumah. Bagaimana mungkin seorang ibu yang tidak pintar bisa melahirkan dan menciptakan generasi yang cerdas? Generasi yang smart, berkepribadian, dan beriman membutuhkan peran ibu yang pintar memberi arah dan tujuan bagi anaknya. Perempuan yang terdidik juga akan lebih mampu mengambil peran ketika anak dalam kesulitan, kurang motivasi, tertekan, atau sedih. Suatu tanggung jawab yang tidak sederhana namun sangat penting dalam mendidik anak.


Pembaca pasti pernah mendengar peribahasa “Di balik pria sukses pasti ada seorang wanita yang hebat”. Hal ini membuktikan pentingnya peran seorang wanita yang berkualitas untuk mendukung keberhasilan suaminya. Jadi, sekalipun ibu memilih menjadi seorang ibu rumah tangga, Anda tetap perlu untuk menuntut ilmu karena masa depan anak dan suami sangat dipengaruhi oleh kecerdasan ibu atau istri. 


Kepintaran itu pada dasarnya bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga, bekal dalam berbisnis, membangun usaha sampingan, mengatur keuangan, bersosialisasi, membina rumah tangga, mendidik anak agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan yang tidak baik, berkomunikasi, dan mengatur segala urusan lain di rumah. Istri yang berpendidikan tercermin dari pola pikirnya yang rasional. Selain itu pendidikan diharapkan bisa memberikan rasa percaya diri sehingga saat suami membutuhkan masukan, istri mampu memberikan saran-saran yang cemerlang. Pasangan pun terhindar dari kesalahan saat pengambilan keputusan. 


Suami bisa menjalankan tugasnya di luar rumah dengan tenang karena urusan rumah tangga sudah dipercayakan pada sang istri yang bisa diandalkan mengatasi persoalan di rumah. Bila anak bertanya mengenai pelajaran sekolah, ibu yang pendidikannya memadai akan mampu mengajarkan anak dengan baik dan benar.


Bukan hanya di rumah, lingkungan masyarakat juga pasti akan memperhitungkan pendapat seorang wanita yang berpendidikan untuk kemajuan warga. Jadi, tidak ada istilah sia-sia kuliah kalau ujung-ujungnya menjadi ibu rumah tangga asalkan ilmu yang diperoleh bisa diaplikasikan dan dimanfaatkan untuk mendidik dan mengajar anak menjadi pribadi yang berahklak dan bermoral baik. Nah, apa jadinya jika seorang wanita hanya pintar ngerumpi dan hanyut dalam cerita-cerita sinetron yang tidak ada habisnya? 


Bagaimana dengan ibu yang belum bisa menikmati dunia pendidikan? Jangan khawatir. Pendidikan tinggi sangat diperlukan namun tidak bisa 100% menjamin seorang wanita akan menjadi istri yang pintar mengatur rumah tangga dan mendidik anak. Menurut saya, pintar bukan hanya di bidang akademik saja namun yang tidak kalah penting adalah kecerdasan emosional dan intelektual perempuan. Pengetahuan seperti ini tidak selalu harus didapat dari sekolah atau kampus. 


Kita bisa mengembangkan diri dengan rajin belajar dan membaca buku, artikel, biografi tokoh sukses, dan lain sebagainya. Banyak perempuan yang bukan wanita karier dan tidak kuliah namun bisa mengantarkan anaknya ke perguran tinggi hingga menjadi orang yang sukses. Ibu tersebut membimbing anak-anak dengan baik dan memberikan gizi yang seimbang. Kejarlah ilmu dan aplikasikan dalam semua aspek kehidupan karena semakin dimanfaatkan akan semakin terasah pengetahuan itu. Terpenting adalah kemauan untuk terus belajar dan mengembangkan kualitas diri.

Aku Rindu