Dec 30, 2015

Istrimu Bukan Pembantu

Seorang suami yang baik tentu paham, istrinya bukan robot yang bisa bekerja 24 jam full tanpa kenal lelah. Istrinya bukan sosok sempurna dengan anak-anak sempurna, masakan yang sempurna dan rumah yang sempurna tanpa cela. Dia tak sempurna seperti juga dirimu yang jauh dari kata sempurna.

Istrimu adalah partner hidupmu, cinta sejatimu, ibu dari anak-anakmu. Istrimu, dengan segala keterbatasannya adalah juga manusia biasa. Sama halnya sepertimu, ia bisa merasa lelah, marah, jenuh dan tak berguna.

Istrimu, bukan pembantumu. Dan ia sama sekali tak layak kau anggap sedemikian rupa. Seandainya engkau posisikan dirinya sebagai pembantu dengan nafkah bulanan yang engkau berikan sebagai gajinya, maka berapa nominal yang pantas engkau berikan sebagai penebus jasa-jasanya selama ini? Berapa jumlah rupiah kau sanggup untuk membayarnya?

Dengan job description yang demikian banyaknya, skill multitasking dan kepiawaiannya menuntaskan beberapa tugas rumah secara bersamaan, mengasuh anak, memasak makananmu, mengajari anakmu ilmu-ilmu baru, melayani dirimu, mengatur keuangan keluarga, bahkan ikut serta mengambil peran mencari nafkah.

Juga mengandung serta melahirkan anak-anakmu dari rahimnya dengan susah payah dan penuh perjuangan. Dapatkah engkau membayarnya dengan uang?

Maka perlakukan istrimu dengan sebaik-baik perlakuan. Lembutkanlah perkataanmu, berilah ia udzur atas kekurangannya, seperti ia memberi udzur atas kekuranganmu. Dan jika ia bengkok dan keliru, luruskanlah dengan hikmah dan kasih sayang, bukan dengan keangkuhan dan kekerasanmu yang justru akan mematahkannya.

Luangkanlah waktu untuk berduaan saja dengannya, dengarkanlah keluh kesahnya, jadilah sahabat terbaik baginya untuk mencurahkan isi hati. Dan ketika ia penat, jadilah bahu untuknya bersandar. Kalau bukan kepada engkau, suaminya.. kepada siapa lagi ia hendak menumpahkan rasa?

Dukunglah ia untuk meng-upgrade skill dan passionnya yang terpendam selama ini. Mengikuti berbagai kursus, mengembangkan bakat, mengikuti seminar-seminar yang bermanfaat. Selama itu bermanfaat dan tidak melanggar syari’at, why not? 

Berilah ia sedikit jeda dari rutinitas hariannya. Seorang istri  butuh waktu untuk sendiri, untuk berkumpul dengan kawan-kawannya, untuk menyegarkan pikiran sejenak dari tugas-tugas rumah tangga yang seperti tak ada habisnya. Bahkan seorang pembantu rumah tangga memiliki hari libur dan hak untuk mengajukan cuti.

Bagaimana dengan seorang ibu? Adakah waktu libur baginya? Nyaris tak pernah ada. Karena bagi seorang wanita, menjadi ibu bukanlah profesi. Ia adalah kehidupan sekaligus tempatnya mengaktualisasikan diri dengan penuh dedikasi. Being a mother is truly a blessing 

Selalu dan senantiasa.. Ingatkan kembali tujuan hidup kalian berdua selama ini: striving your way together to reach Jannah. Karena kebersamaan di dunia ini tidaklah cukup.

Jika engkau masih enggan untuk turut membantunya dalam pekerjaannya, maka setidaknya, maklumilah dia.. Abaikanlah debu-debu yang menempel di lantai ruang tamu, mainan-mainan yang berserakan di lantai, makanan yang belum siap terhidang di meja.. Yang kaudapati di suatu sore ketika engkau pulang kerja.

Maklumilah bahwa ia hanya punya dua tangan, dua kaki dan satu kepala untuk menuntaskan semua kewajibannya yang hampir tak terhingga itu. Maklumilah bahwa ia hanya sosok wanita biasa dengan tuntutan-tuntutan yang sederhana.

Yaitu agar engkau selalu mencintai, mengerti dan menerima dirinya, sepenuhnya. Karena dalam kehidupan perkawinan kalian berdua, baginya tidak ada yang lebih penting lagi daripada itu.

Tujuan utamanya adalah agar paham prinsip gotong royong dalam keluarga. Again I say: family is a teamwork. Juga untuk melatih kemandirian, mengasah mental untuk bekerja keras dan mengajarkan memikul tanggung jawab.

Membiasakan untuk rajin dan peka terhadap situasi rumah. Kalo ngeliat yang berantakan, bawaannya nggak betah karena sudah terbiasa dengan kerapian. Dan yang paling penting, mengajarkan kepada anak-anak laki agar jangan ada rasa malu ketika mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Aku Rindu