Aku adalah orang yang memiliki pandangan bahwa tidak
ada pertemanan yang murni antara laki-laki dan perempuan. Seperti apa
yang disampai-sampaikan oleh orang (sok) bijak, atau nasihat-nasihat generasi
masa lalu.
Aku tidak percaya bahwa pertemanan laki-laki dan
perempuan itu murni, seperti kepercayaan tentang tidak mungkin mereka akan
saling menyukai satu sama lain, atau seperti kisah fiktif-sinetron-menyesatkan.
Mengapa dua orang yang berteman harus menolak perasaan suka itu dengan alasan
“kami kan teman”.
Aku
pernah berteman with feelings involved and without feelings involved. Kalau
feelingnya sama di kedua belah pihak, tidak akan ada masalah, maksudnya, sama-sama tidak ada feeling, atau sama-sama
punya feeling (feeling so good). Nah, kalau
feelingnya hanya di salah satu pihak alias bertepuk sebelah tangan, itu yang
tidak enak. I’ve been through almost
every type of kind. aku pernah berteman
tanpa niat atau perasaan yang lebih sebagai teman, tapi di pihak laki-lakinya tidak begitu, dia
menyukai aku lebih dari sekedar teman.
Karena aku sudah mengalami dan sudah terjadi padaku, aku
selalu mengingatkan temanku agar berhati-hati, pertemanan laki-laki dan
perempuan adalah pertemanan perasaan. Pada akhirnya perasaan bisa saling
membenci atau menyukai meski logika otak terus menerus mengatakan tidak mungkin
terjadi.
Aku menyadari bahwa ada kemungkinan aku dan temanku
(yang laki-laki) pada akhirnya dia menyukainya ditengah perjalanan, atau pada
akhirnya kami berdua menikah, atau pada akhirnya kami berdua bisa saja
berpisah.
Kemungkinan yang seringkali disangkal oleh kebanyakan
dari kita dengan alasan teman, pahamilah bahwa pertemanan tidak mengikat apapun
selain kehidupan-urusan. Teman yang baik tentu saja teman yang bisa menjaga
perasaan, sekalipun kamu mendadak jatuh-cinta kepada temanmu, kamu tidak
sebaiknya buru-buru mengatakan. Jadikanlah perasaan itu sebagai alasan untuk
menjaga pertemanan itu tetap baik.
Banyak orang yang menyudahi silaturahmi setelah
kegagalan dalam urusan perasaan, ditolak. Banyak pertemanan yang hilang
ditengah jalan karena ketidakbisaan menjaga kesabaran.
By Indrajied’