May 6, 2018

Rindu Yang Mendalam

Semilir angin malam sudah mulai terasa memeluk jiwaku yang tersenyum sendirian. Ah…ini hanya ilusi semata yang memanjakan asa ke dalam dermaga khayalan. Malam semakin larut seakan menina-bobokkan ku dalam hangatnya kesunyian, aku tenggelam. Insan mana yang mampu menolak anugerah Illahi, begitu juga diriku. Aku selalu pasrah setiap kali kerinduan diutus menyentuh dinding hati walau selalu menenggelamkan. Tetap terjaga ! Itu yang selalu dilakukan hati kecilku.

Kubuka jendela kamar, dengan sedikit jongkok kutopangkan dagu di tangan, ku lemparkan pandang sejauh mungkin berharap mendapati indahnya bintang jatuh yang dalam sekejap sirna oleh atmosfir bumi.

Enam puluh menit sudah berlalu, kilauan indah yang kusimpulkan mampu meredam, gundahpun masih luput dari pandangku. Hingga tanpa kusadari butiran air mata menetes perlahan, bukan terlalu larut dalam kesedihan, tapi karena takjub akan kuasa Illahi yang ku kesampingkan.

Sisi malam yang terlihat begitu gelap, jauh disana masih ada bintang yang begitu terang menyaksikan lamunanku. Tuhan…? Lindungilah sinar itu, esok malam aku masih ingin bercerita kembali tentang rinduku yang tenggelam. Pintaku dalam do'a 

Aku Rindu