Bersukurlah jika kini kamu bisa berbakti pada seseorang yang
kamu cinta, pada ibumu atau juga pada pasangan halalmu. Berat rasanya jika
berbakti dengan mengedepankan perasaan atau imbalan, yang seharusnya menjadi
pondasi adalah hanya berharap semua ini bisa menjadi jalan pasti bagimu untuk
mengetuk pintu surga dan memasukinya.
Seorang laki-laki yang kunci surga ada pada ibunya, seorang
istri yang kunci bahagia dan surga ada pada suaminya, semua menjadikan begitu
mudah dengan kedekatannya. Namun, kadang kamu lupa, jika ternyata semua kunci
itu adalah manusia yang tidak akan terpisah dari salah lagi lupa, entah oleh
lisan yang terpeleset atau tangan yang kurang halus untuk memberi.
Jika ternyata keberadaan mereka membuatmu mulai merasa tidak
kuat, mungkin ada yang harus dibicarakan dengan hangatnya teh dan kelembutan
tangan untuk sekedar menghidangkan makanan, dengan bahasa yang santun lagi
lembut untuk sekedar memanggil padanya. Menyentuh hati haruslah dengan semua
itu, bukan dengan keras dan kasar, percayalah.
Saat semua sudah tersampaikan dan mulailah menghirup napas
baru, menandakan sudah ada perbekalan sabar untuk terus melewatinya sampai kamu
merasakan bahwa semua itu adalah kebahagian tersendiri untukmu, saat yang lain
belum bisa berada di posisimu atau terlewat oleh mereka kesempatan terbaik ini.
Dan tanamkan pada hidupmu untuk menjadi lentera terakhir di dunia bagi ibumu
atau suamimu, saat waktu yang di janjikan akan datang untuk menghilangkan
semuanya di akhir menutupnya usia mereka.