Mar 20, 2018

Mendendam



Menjadikan kekuasaan sebagai kesempatan mengumbar dendam adalah kesia-sian, karena dendam tidak akan membunuh lawan, dendam biasa seperti senjata yang memakan tuan, dendam hanya merusak sendi kehidupan .

Ada yang begitu bangga bisa memelihara dendam, dan membiarkan dendam menguburnya dalam-dalam, padahal dendam adalah lubang galian yang menganga, yang setiap saatnya siap menerkam dan mengancam.

Pemelihara kekuasaan dijadikan alat untuk menganiaya sesama, atas nama kekuasaan dendam pun dilampiaskam, ada yang tersenyum sumringah saat dendam bisa terbalaskan, karena memang dendam selalu menuntut balas.

Atas nama kekuasaan, kehendak dan ajuman dijewantahkan tanpa peduli aturan, kekuasaan dinomorsatukan sebagai sebuah kewenangan.

Ada yang bisa lakukan itu dengan buasnya, kesewenangan mengalahkan aturan yang dibuatnya sendiri, Akulah yang sedang berkuasa, bukan kalian, itulah kata hatinya.
 
Pemaafan hanya sebatas ucapan, sebagai pemanis dimuka seolah penuh kebijaksanaan, senyum sinis tak terlihat manis, sekali pun dilakukan dengan bermanis-manis..karena tetap saja hati mendendam, mata akan terlihat sadis.

Wajah memanglah jendela hati, hati yang mendendam akan memancarkan guratan tajam dimuka, menorehkan kesadisan pada tatapan mata. Hati yang membatu karena dendam, hanya akan menguburkan pemiliknya dalam lubang nista.

Mengobarkan dendam untuk menjatuhkan lawan adalah sebuah kedzoliman, tidaklah kedzoliman dibalas dengan kedzoliman, lawan tidak bisa ditaklukkan dengan kejahatan, karena setiap kejahatan yang dilakukan akan melahirkan kejahatan lainnya.

Balaslah setiap kedzoliman dengan kebaikan, agar kebaikan akan menjadi kebiasaan.

Aku Rindu