Jika
sembuhmu itu bukan karena sedang dalam pengaruh orang baru, melainkan
karena dirimu sendiri, karena kematangan pola pikir dan juga penerimaan
yang tulus dalam hatimu. Sehingga pada akhirnya membuatmu paham bahwa
terkadang memang seharusnya barang lama disimpan ditempat yang lama
pula, tidak perlu terusik jika ia kembali lagi lalu berharap mungkin
akan menjadi barang baru. Sekalipun ia mampu mengubah dirinya menjadi
barang baru, bukankah tetap saja statusnya sudah “recycle -daur ulang”?
Lalu untuk apa goyah?
Oh.. kamu mau menyangkal dengan anggapan bahwa semua orang berhak atas kesempatan kedua? Mengapa harus kamu pikirkan hak orang sedang kamu mengabaikan hak atas diri mu sendiri, hak hatimu untuk tidak berlarut-larut dalam masa yang sepatutnya hanya menguak kembali luka-luka itu.
Tetapi, jika kamu masih bersikeras…
Saran saya satu, siapkan hati-mu seluas-luasnya lalu sisihkan sedikit saja untuk masa lalumu yang sedang kembali itu. Agar kelak jika kamu tersakiti lagi maka ia hanya menyakiti sebagian kecil dari dirimu.
Jangan lupa persiapkan pula semua elemen di dirimu, pikiran dan logika warasmu juga. Bukan hanya hati.
Terakhir, semoga kamu baik-baik saja.
Lalu untuk apa goyah?
Oh.. kamu mau menyangkal dengan anggapan bahwa semua orang berhak atas kesempatan kedua? Mengapa harus kamu pikirkan hak orang sedang kamu mengabaikan hak atas diri mu sendiri, hak hatimu untuk tidak berlarut-larut dalam masa yang sepatutnya hanya menguak kembali luka-luka itu.
Tetapi, jika kamu masih bersikeras…
Saran saya satu, siapkan hati-mu seluas-luasnya lalu sisihkan sedikit saja untuk masa lalumu yang sedang kembali itu. Agar kelak jika kamu tersakiti lagi maka ia hanya menyakiti sebagian kecil dari dirimu.
Jangan lupa persiapkan pula semua elemen di dirimu, pikiran dan logika warasmu juga. Bukan hanya hati.
Terakhir, semoga kamu baik-baik saja.