May 21, 2017

Patah Hati Itu Biasa Saja

Patah hati itu biasa saja.
Paling-paling telepon genggammu mendadak sepi. Tidak ada pesan yang setiap saat datang. Tidak ada telepon yang masuk bertanya, “lagi apa, sayang?” 

Patah hati itu biasa saja.
Paling-paling hatimu terasa sepi. Tidak ada yang memperhatikan keseharian. Tidak ada yang sekedar mengingatkan jangan sampai terlambat makan.

Patah hati itu biasa saja.
Paling-paling kamu bingung mau menghabiskan waktu. Tidak ada lagi yang mengajak makan di luar, atau nonton film-film terbaru di layar lebar.

Patah hati itu biasa saja.
Paling-paling kamu kesulitan tidur setiap malam. Ada beberapa potongan-potongan kejadian menyenangkan, atau suara dan wajah yang sangat familiar mengisi kepalamu. Memaksamu untuk tetap terjaga.

Patah hati itu biasa saja.
Paling-paling kamu gelisah dengan setetes dua tetes air mata, karena ada rasa rindu yang tertahan. Jika biasanya, kalau rindu ya bilang saja. Ingin bertemu ya datangi saja.

Patah hati itu biasa saja.
Paling-paling hatimu sedikit panas dan geram. Kalau tiba-tiba dia memasang foto berdua dengan kekasih baru pada sosial medianya. Padahal sebelumnya, di sebelahnya melekat erat pada bahunya adalah tempatmu.

Patah hati itu biasa saja.
Ia tidak akan membunuhmu. Paling-paling hatimu terasa mati. Sulit terhibur, karena seseorang yang mampu menghiburmu, mematahkan hatimu lalu memilih pergi.

Patah hati itu biasa saja.
Percaya. Nanti juga akan datang orang lain yang mampu memperbaikinya.
Jadi, ya biasa saja.

Aku Rindu