Jul 21, 2016

Pagi Ini Hujan



Pagi ini, pagi yang tak lagi Desember, hujan mengguyur dengan deras. Semestinya, aku bergelung saja dibawah hangatnya selimut tebalku seraya meneruskan mimpi indah semalam. Tapi tidak untuk kali ini, tiba-tiba aku ingin menyapa hujan. Menengadahkan tanganku untuk menadah tetes-tetesnya yang lembut.

Aku begitu menyukai hujan. Dan aku suka berjalan dibawah guyurannya. Tersebab, hujan memelukku dengan kehangatannya, sembunyikan derai air mataku dibalik teduhnya. Bersama hujan, kurasakan ada setetes rindu yang membasahi pagiku, perlahan mengalir dan meruapkan wangi yang membaui hatiku.

Pagi ini, pagi yang tak lagi Desember, menyisakan hujan yang tak lagi menderas dan berganti dengan gerimis yang merinai. Ada sejumput kenangan yang masih tersembunyi dalam lipatan ingatan dan aku akan menitipkannya dibalik teduh hujan. Sebab, aku ingin selalu mendengar suara rintiknya yang jatuh di atap rumah. Suara rintik yang tak pernah berubah. Suara rintik yang mengeja namamu. Masih namamu. Tetap namamu.

Pagi ini, pagi yang tak lagi Desember....


Aku Rindu