Perempuan memang insan yang
tercipta dengan perasaan yang mendominasi hingga 80% dibandingkan logika. Namun
bukan berarti perempuan tak memiliki logika. Bahkan terkadang logika perempuan
jauh lebih baik ketimbang lelaki yang bernotabene tercipta sebagai insan yang
didominasi oleh 80% logika daripada perasaan. Entah karena perbedaan ini atau
bukan, hubungan antar dua insan ini sering kali dibumbui oleh kesalahpahaman
ataupun penyalah tafsiran, yang berujung dengan menjudge salah satu dari mereka
sebagai insan yang sulit untuk dimengerti.
Perempuan yang katanya mudah sekali terbawa perasaan seringkali menerka-nerka tentang apa yang dialaminya. Entah itu sikap teman baik, hingga perubahan sikap teman karena lama tidak bertemu. Iya, perempuan memang hobi sekali menerka, mungkin karena perasaan mereka yang mendominasi hingga menganggap bahwa setiap perlakuan yang dialami mampu dijawab oleh terkaan semata, meski terkadang terkaanya itu benar. Namun tak sedikit pula perempuan yang sadar kalau ternyata terkaannya tak selalu benar, sebab itu perempuan senang sekali dengan kepastian.
Kepastian adalah kunci agar terkaan tak lagi menguasai pikiran perempuan.
Perempuan yang katanya mudah sekali terbawa perasaan seringkali menerka-nerka tentang apa yang dialaminya. Entah itu sikap teman baik, hingga perubahan sikap teman karena lama tidak bertemu. Iya, perempuan memang hobi sekali menerka, mungkin karena perasaan mereka yang mendominasi hingga menganggap bahwa setiap perlakuan yang dialami mampu dijawab oleh terkaan semata, meski terkadang terkaanya itu benar. Namun tak sedikit pula perempuan yang sadar kalau ternyata terkaannya tak selalu benar, sebab itu perempuan senang sekali dengan kepastian.
Kepastian adalah kunci agar terkaan tak lagi menguasai pikiran perempuan.