Kebahagiaan dan kedamaian hati adalah cita- cita utama yang ingin didapatkan setiap pasangan menikah. Disana pula terjalin hubungan emosional yang halal dan menyejukkan. Namun seiring dengan berlalunya waktu, tak jarang kebiasaan nakal perselingkuhan pun muncul dan ikut menyemarakkan lika- likunya. Dan sangat disayangkan ketika hal itu pula lah yang akhirnya banyak membawa seseorang pada titik nadir kehancuran mahligai pernikahannya.
Selingkuh.
Sebuah kata yang sebetulnya tidak enak didengar dan tidak sedap dibayangkan
karena konotasinya yang buruk. Tidak perlu menutup mata, karena memang kegiatan
yang satu ini semakin lama semakin banyak peminatnya dan tentu saja, dilakukan
dengan 1001 alasan di baliknya.
Dan
terinspirasi dari pengalaman seorang teman yang baru-baru ini terlibat dalam
kasus perselingkuhan, Sebenarnya pertanyaannya sederhana, “Kenapa sih harus
sampai berselingkuh ? Entahlah siapa yang memulai -saya pun tidak ingin tau-,
namun yang pasti seperti kata pepatah lama, ‘Tidak akan ada asap kalau tidak
ada api.
Tidak perlu melihat
dari sisi umur si pelaku perselingkuhan,ya mungkin sedang mengalami puber
kedua. Juga tidak perlu melihat dari sisi relationship yang mungkin saja kedua
belah pihak sedang bermasalah dengan pasangan masing-masing. Selingkuh ya
selingkuh. Apapun pembenaran yang disampaikan, tetaplah itu adalah sebuah
pengkhianatan yang sangat menyakitkan.
Jadi,
alasan apa yang benar-benar pas untuk melakukan perselingkuhan? Ada atau
tidaknya alasan, atau hanya sekadar berusaha mencari pembenaran, hati Anda yang
paling dalamlah yang bisa menjawabnya
Ada yang
bilang,
jika pasangan
anda selingkuh, jangan salahkan pasangan anda atau selingkuhannya, tapi
salahkan diri anda yang tidak bisa menjaga pasangan anda.
Saya kok kurang
setuju ya dengan statement itu. Memang ada yang seperti itu. Tapi tidak semua.
Ada kok yang udah bener-bener jaga tapi dasar pasangannya aja yang kurang
ajar dan penyakitan. Gak bisa kalo cuma satu, atau selalu merasa kurang. Bisa juga karena merasa ke PD'an sok
kecakepan atau sok kecantikan karena merasa masih laku kale ya, Ada juga yang
berdalih untuk selingan biar gak bosen. WHAT THE…?!
Terus ada juga
yang penyakitannya dari si selingkuhan. Udah tau orang ada yang punya, udah tau
sudah sama-sama berkeluarga, tapi masih aja dideketin. Atau emeng sama-sama maun ya...? Kalau bahasa kerenya kok ya sama-sama gragasnya. Sebegitu bangganya
pamer di dunia maya, Amit amit jabang baby Apa itu namanya kalau bukan sakit...?
Bukankah
pernikahan adalah tentang melengkapi dan kerjasama?. Disinilah kemudian
kesungguhan kita dalam memegang komitmen pernikahan teruji. Apakah anda ingin
tahu tentang kualitas diri anda sendiri?... tentu saja anda tidak ingin
kelihatan sebagai pecundang, bukan?
Pernikahan adalah tentang melengkapi ketidaksempurnaan. Jikalaulah seorang manusia berselingkuh dengan seribu orang, maka tetaplah hanya satu orang yang dibutuhkannya dan yang dapat mengisi relung hatinya. Hanya satu saja. Maka jalan teraman dan satu- satunya adalah bersyukur. Allah memasangkan kita dengan pasangan kita sekarang, pastilah mengandung maksud yang mungkin pikiran manusia masih sangat dangkal untuk mengertinya. Namun satu hal yang pasti, bahwa apapun yang terjadi adalah yang terbaik untuk kita, pun demikian dengan pernikahan. Allah menganugrahkan pasangan adalah sebagai yang terbaik bagi hidup kita, InsyaAllah.
Dan bagi anda diluar sana yang ternyata sedang dalam ujian Allah untuk sebuah kenyataan dimana jalan hidup membawa anda pada seseorang yang tidak mengerti kata bersyukur, maka tetap tersenyumlah. Bahkan setiap detik yang anda miliki lebih berharga untuk dihabiskan dalam air mata. Percayalah bahwa Allah maha adil, siapa yang menanam, dia pasti akan menuai. dan satu lagi, sadarilah, bahwa anda telah tercipta dengan sangat istimewa. Anda sangat istimewa. Menangislah sampai gemetar, setelah itu tegakkan kepala dan hati anda, dan lanjutkan hidup dengan lebih bahagia dan tetap lakukan yang terbaik. Karena siapapun diri anda, anda adalah yang terbaik.
“Berlayar di
laut dalam memang membosankan, tapi nggak ada orang yang pergi jauh pakai arung
jeram” - anonim
By Indrajied’