Mar 8, 2017

Pasangan Bahagia Gak Suka Pamer Kemesraan Yang Lebay di Medsos

"Ternyata nikah itu enaknya cuma 5%. Yang 95%? Enaaaak sekali..” status seseorang yang baru aja nikah.

“Lagi nyiapin sarapan buat suami tercinta nih.. semoga my hubby senang..” status seseorang yang lain lagi.

“ Pagi sayangku, cintaku…I love you istriku…” wall seseorang di facebook istrinya.

“ Lagi nemenin istri belanja…tugas pertama sebagai suami yang baik.” Tulis yang lainnya lagi.

Belum lagi foto-foto mesra berciuman, baik sebagai foto profil atau pamer foto-foto pas lagi jali-jali alias jalan-jalan.. Huff…

Tak bisa dipungkiri kalau kita hidup di era modern dan digital di mana segala sesuatunya bisa dengan mudah terhubung via media sosial (medsos). Tiap individu bisa bebas membagi atau menyebar info tentang dirinya di akun medsos miliknya. Mulai dari soal kegiatan yang sedang dilakukan, curcol (curhat colongan), hingga hubungan asmara.

Menikah bagi yang baru saja melaksanakannya memang menjadi suatu kebahagiaan tersendiri. Berubah status, berubah nuansa kehidupan dan masih banyak lagi yang lainnya. Banyak cara untuk mengekspresikannya dan sah-sah saja karena memang ditujukan kepada seseorang yang sudah sah.

Tapiiii….. tak jarang bentuk ekspresi seperti itu terkesan lebay bombay, berlebihan. Haruskah ekspresi sayang dan bentuk perhatian serta aktifitas keseharian dengan suami/istri setiap saat dan setiap waktu dituliskan di media umum? Atau mungkin memang pengen diketahui aktifitasnya ?

Kalau ada yang bilang salahkah hal itu? Kan aku tulis di facebook-ku sendiri atau di facebook suami/istri sendiri bukan suami/istri orang lain?
Guys, tak selamanya apa yang kita lakukan harus dinilai dengan benar atau salah. Kita tentu sadar bahwa teman-teman yang ada di facebook berasal dari berbagai macam karakter manusia, mempunyai berbagai latar belakang yang tak sama, mungkin juga kondisi yang kurang beruntung dibanding kita.

Toleransi. Itu yang ingin saya sampaikan. Diantara teman-teman di facebook, ada yang belum beruntung dipertemukan dengan jodohnya. Boleh jadi dia lebih khusyu’ dalam berdoa, lebih besar penantiannya dalam mendambakan belahan jiwa, namun Allah belum mengijinkan dia menikah. Bayangkan betapa merindunya dia. Diapun pengen sekali mengatakan betapa bahagianya dia menikah, mempunyai suami/istri dan berbagai aktifitas yang semuanya bisa bernilai ibadah.

Tapi tahu gak sih kalau pasangan yang bahagia itu justru yang gak pernah pamer kemesraan di medsos? Mungkin memang situasi ini bisa berbeda pada tiap pasangan. Hanya saja ada sejumlah alasan kenapa pasangan yang berbahagia justru yang jarang atau gak pernah pamer kemesraan di dunia maya.

Karena Bahagia Itu Dirasakan Bukan Dipamerkan
Bagi saya kebahagiaan itu dirasakan bukan untuk dipamerkan. Saat kita bahagia bersama pasangan, maka waktu pun lebih tercurah di "dunia nyata" bukan malah sibuk di dunia maya. Keseharian kita lebih banyak dihabiskan untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Sekalipun saya update di media sosial, mungkin hanya sebatas info-info umum dan bukan pamer kemesraan. Sekalipun juga pas waktu plesiran gak harus setiap saat dan menit untuk update di media sosial donk, kapan menikmatinya plesiran ya..hehe...(bukanya sirik keles). Bukankah kemesraan itu selayaknya tidak jadi bahan konsumsi umum. Iya kalau bener-bener seperti itu. Kalau ternyata hanya untuk menutupi kekacauan yang ada di rumah tangga, lalu terbongkar aslinya maka akan lebih memalukan lagi.

Perasaan Bahagia Itu Bersifat Pribadi
Menurut saya pasangan yang benar-benar bahagia dalam hubungannya tak punya minat sama sekali untuk menunjukkan atau membuktikan diri mereka bahagia pada orang lain. Perasaan bahagia itu bersifat intim dan pribadi. Sehingga tak perlu lagi buang-buang waktu atau energi untuk pamer pada orang lain soal kehidupan pribadi tersebut.

Paham Betul Kalau Tiap Orang Bisa Bahagia dengan Caranya Sendiri
Kebahagiaan sejati itu akan membuat kita lebih humble. Kita pun makin paham kalau tiap orang punya kebahagiaan dan bisa bahagia dengan caranya sendiri. Jadi sungguh tak ada gunanya kalau memamerkan kemesraan pada orang lain. Pamer kemesraan sih boleh-boleh saja, tapi mbok ya jangan lebay, malah kelihatan norak gilingan dech. Toh, apa yang bikin kita bahagia belum tentu bisa bikin orang lain bahagia.

Tak Ada yang Perlu Disombongkan dari Hidup Bahagia yang Kita Punya
Kita paham betul kalau setiap orang punya problema atau ujian hidupnya sendiri. Saat kita bahagia, siapa tahu ada orang lain yang sedang sedih. Ketika kita sudah menemukan belahan jiwa sementara yang lain masih sedih terpuruk dalam usaha mencari belahan jiwanya, tak perlulah menyombongkan situasi kita. Tak ada gunanya untuk membanding-bandingkan hidup kita dengan orang lain atau merasa lebih unggul dari lain.

Ada pendapat yang menyebutkan bahwa justru orang-orang yang gak suka pamer di media sosial itu sebenarnya memiliki hidup yang lebih bahagia. Kenapa? Karena mereka tak terlalu menyibukkan diri membandingkan diri mereka dengan orang lain. Dan yang lebih penting karena mereka menyadari kalau hidup yang sesungguhnya adalah hidup di dunia nyata, bukanlah di dunia maya.

Sebuah survey dari The Pew Research Center menunjukkan hasil yang bisa jadi bahan pertimbangan sebelum kamu pamer foto mesra yang lebay setiap saat di media sosial:
  • 18 persen pasangan usia 18 - 29 tahun mengaku pernah bertengkar karena pasangan mereka terlalu sering mengakses media sosial.
  • 71 persen pasangan menikah menggunakan media sosial.
  • 20 persen pasangan menikah mengaku bahwa internet membawa dampak negatif.
  • 8 persen pasangan menikah mengaku pernah bertengkar karena pasangan terlalu sering mengakses media sosial.
Kalau menurutmu sendiri bagaimana, guys? Setuju gak kalau kebahagiaan itu tak untuk dipamerkan? Atau mungkin kamu punya pendapat dan sudut pandang sendiri soal hal ini?

Kalau saya dan suami sama-sama punya media sosial, tetapi tidak setiap saat harus update, saya dan suami lebih banyak menggunakan waktu di dunia nyata ketimbang di dunia maya, di dunia maya kalau sekali-kali ada teman yang kirim pesan karena sudah lama kehilangan kontak, dan pastinya media sosial hanya untuk info-info yang tentunya bermanfaat, kalau tentang kemesraan saya gak perlu lebay bombay di media sosial, tetapi cukup di dunia nyata, karena mesra romantisnya sampe meleleh guys hehe..

Tidakkah cukup suami/istri kita saja yang merasakan kasih sayang dan mengakuinya. Tak perlulah berkoar-koar di jejaring sosial. Sama tak perlunya juga menuliskan aktifitas keseharian di facebook.

Kita boleh bilang ”status, status saya, nulis di facebook saya, kenapa kamu yang sewot?”
Maka orang lain-pun juga bisa bilang “ facebook, facebook saya, saya yang baca sendiri, kenapa status kamu yang norak lebay bombay mampir di facebook saya.. gak penting banget dech.. saya unfriend ajalah..”

Ketika mengumbar kemesraan dengan pasangan yang halal saja perlu berhati-hati, apa lagi kemesraan dengan yang tidak halal. Kita juga perlu untuk bertoleransi di dunia maya. Tidak perlulah terlalu sering menulis status-status yang mengumbar kemesraan yang lebay , komen-komen yang genit dan menggoda.

Aku Rindu