Belajar dari kisah Nabi Ibrahim & Ismail yang mematuhi perintah
Allah sebagai bukti kecintaan. Bahwa selalu ada hikmah di setiap kisah
kehidupan. Bahwa ada pelajaran yang bisa kita dapatkan dari setiap
kejadian.
Wujud nyata cinta kepada Allah adalah ketaatan. Ini berarti bahwa cinta kepada Allah adalah ketika kita rela meninggalkan apa-apa yang tidak disukai-Nya, mengorbankan keinginan-keinginan kita demi ikhlas pada ketetapan-Nya, mau tunduk dan patuh atas semua aturan-Nya, rela berupaya agar menjadi hamba yang dicintai-Nya dan mau melakukan pengorbanan apa saja demi mendapat perhatian-Nya. Ah, apa yang sudah kita korbankan untuk-Nya?
Bukan hanya tentang pengorbanan, kehilangan, namun juga tentang keikhlasan. Bahwa manusia memang sejatinya tak memiliki apa-apa untuk disombongkan.
Semoga kita termasuk manusia yang terus belajar menjadi lebih baik. Semoga Allah menerima segala amal perbuatan hingga mencapai keridhoan. Beribadah kepadaNya sebagai wujud ketakwaan. Untuk terus menerus istiqomah penuh keikhlasan. Dengan harapan semoga mendapat keberkahan.
Wujud nyata cinta kepada Allah adalah ketaatan. Ini berarti bahwa cinta kepada Allah adalah ketika kita rela meninggalkan apa-apa yang tidak disukai-Nya, mengorbankan keinginan-keinginan kita demi ikhlas pada ketetapan-Nya, mau tunduk dan patuh atas semua aturan-Nya, rela berupaya agar menjadi hamba yang dicintai-Nya dan mau melakukan pengorbanan apa saja demi mendapat perhatian-Nya. Ah, apa yang sudah kita korbankan untuk-Nya?
Bukan hanya tentang pengorbanan, kehilangan, namun juga tentang keikhlasan. Bahwa manusia memang sejatinya tak memiliki apa-apa untuk disombongkan.
Semoga kita termasuk manusia yang terus belajar menjadi lebih baik. Semoga Allah menerima segala amal perbuatan hingga mencapai keridhoan. Beribadah kepadaNya sebagai wujud ketakwaan. Untuk terus menerus istiqomah penuh keikhlasan. Dengan harapan semoga mendapat keberkahan.