Feb 18, 2016

Wajah Pas-pasan Banyak Tingkah



“Padahal istrinya cantik begitu, eh selingkuhnya kok sama janda yang jelek begitu ya? Cara berpikirnya gimana sih. Bingung bener saya...” 

Kalimat itu saya dengar ketika sedang mesan makanan nasi bebek di suatu malam kapan hari. sahut penjual nasi bebek menanggapi. “Ah, tidak juga. Kurang seksi apa itu si istri?” kata si pembawa cerita menjawab. Keduanya kemudian terlibat ukur-mengukur mana yang jauh lebih seksi di antara kedua wanita itu. Saya yang menyimak sembari pesanan selesai, hanya senyum-senyum simpul. 

“Mungkin kena pelet, atau guna-guna kale ye?” kata penjual nasi bebek lagi. Si pembawa cerita ngakak. “Yaaa bisa juga itu. Ya barangkali memang begitu? Kena guna-guna? Makanya, meski gak cantik, dianya jadi tergila-gila sama itu janda...” 

Omong-omong soal wanita cantik, perbincangan antara penjual nasi bebek dan temannya mengingatkan dialog saya dengan beberapa wanita cantik semasa kuliah lampau.

Di antara teman wanita saya yang dikenal cantik, ada yang punya kasus serupa di atas meskipun tidak sama. Kisahnya, teman wanita cantik ini jadi obrolan di kalangan teman-teman, mereka merasa bingung dengan pilihan teman cantik ini. Apa pasalnya? 

Ternyata dia lebih memilih menikah dengan teman satu lokasi KKN-nya. Yang bikin penasaran, karena sosok lelakinya tersebut sangat jauh dari pacar-pacar wanita cantik ini di sebelum-sebelumnya. Pacar-pacarnya terdahulu, bukan hanya punya wajah yang tampan, tetapi juga berkelas secara materi. 

Tapi lelaki yang dinikahinya sekarang? Secara ketampanan, jelas tak bisa dibilang tampan, apalagi secara ekonomi. Jauhhh sekali kelasnya, demikian celoteh teman-teman kala itu. 

Suatu hari, saya diam-diam mencoba mencari tahu apa alasan wanita cantik ini kok bisa turun kelas dalam memilih pasangan akhir. “Ya memang sih, cowok-cowok saya sebelumnya cakep-cakep, dan minimal punya motor tiger. Gak kayak suami saya sekarang, motornya butut...” begitu kata wanita cantik ini sewaktu terlibat obrolan dengan saya. 

“Masalahnya, berkali-kali pacaran dengan mereka, saya lebih banyak dapat kecewa dan sakit hati, ketimbang dapat bahagia dan senangnya..” 

“Loh, memangnya kenapa Mbak?” tanya saya. 

“Ya iya sih, secara materi dan fisik pacar-pacar saya keren-keren. Tapi lama-lama saya sadar, rata-rata dari mereka memperlakukan saya tak lebih dari sekedar kesenangan belaka,” 

“Maksudnya mbak?” 

“Mungkin sebagai pacar mereka keren, tapi saya tak hanya butuh seorang pacar, tetapi juga seseorang yang mampu melindungi saya, baik secara fisik maupun secara psikologis!” katanya nampak garang. 

“Lagi pula, materi yang mereka peroleh dari mana? Dari orang tuanya! Saya jadi kepikiran, misalkan kami menikah, apa bisa dia mencari uang sendiri, untuk hidupi keluarga? Bagaimana menurut sampean? Apa saya salah berpikir begitu?” 

Saya lantas manggut-manggut mengiyakan. Dia juga bercerita soal suami yang sekarang jadi pilihannya tersebut. “Ketulusannya, kasih-sayangnya yang totalitas, dan juga dia mampu hidup secara mandiri. Itulah sisi plusnya dia bagi saya!” 

Rupa-rupanya itulah rahasianya. Lebih-lebih, wanita cantik ini bukanlah yang pertama saya temui. Beberapa wanita dengan kasus serupa yang saya juga jumpai, jawabannya juga tidak jauh-jauh dari apa yang dikatakannya itu. 

Saya juga menemukan fenomena yang sama terjadi pada pihak laki-laki. Yang mana, dulunya pacarnya cantik-cantik, tetapi begitu menikah, ternyata wanita pilihannya berwajah sangat biasa. Ya biasa-biasa saja. 

Tetapi saya juga punya teman wanita yang sudah bersuami, kalau saya lihat wajah sih biasa aja, dibilang cantik juga gak, pendidikan juga hanya lulusan SMA dan pendidikan nambah setahun sudah cukup, kalau saya menilai cara berpikirnya juga sempit, dangkal, kenapa saya bilang begitu, karena yang ada di dalam otaknya hanya lelaki, selingkuh dan seks, kalau di ajak berpikir yang lain dengan wawasan yang luas, pikiran temanku gak sampai alias gak nutut kalau bahasa jawanya begitu sih. Nah ternyata teman saya wanita ini, meskipun wajah pas-pasan, cantiknyapun juga mepet, gayanya aja juga norak lebay, meskipun sudah di buat ala-ala wanita elegan, dia malah lebih gila loh selingkuhnya, gak tanggung-tanggung, lelaki manapun di nikmatinya, baginya setiap saat gonta ganti selingkuhan azyuk-azyuk aja, padahal suaminya baik, pendiam, nurut, gak neko-neko, gak banyak tingkah kayak istrinya, hidupnya hanya untuk bekerja dan bekerja, tapi istrinya yang berwajah biasahh sajahh, kelakuanya seperti setan yang kesurupan kalau sudah selingkuh, ihhh...coba bayangkan, apa gak gemes tuh? 

Waktu saya ceritakan pengalaman saya ini pada teman-teman, banyak tanggapan yang mereka ungkapkan. “Apakah itu berarti, kita lebih baik memilih yang tidak cantik?” kata teman-teman. 

“Mungkin? Tapi pada kenyataanya meskipun mendapatkan yang tidak cantik, wajah pas-pasan, tetep aja doyan selingkuh, malah yang cantik-cantik itu loh yang gak banyak tingkah lebay” sahut saya asal. 

“Kalau sudah cinta, rasa-rasanya bukan lagi soal cantik dan tidak cantik deh,  hanya soal kesesuaian, apakah dia mau menerima ketidaksempurnaan kita. Kurasa banyak juga wanita cantik yang memiliki sikap macam ini. Malah di jaman sekarang banyak wanita wajah pas-pasan dan kampungan yang banyak tingkah, kalau bahasa jawanya, (gak ayu kemanyu), Iya kan?”

Aku Rindu