Oct 3, 2014

Menahan dan Bertahan



Sabar bukan hanya soal menahan, tapi juga soal bertahan.

Kita selalu menganggap bahwa sabar hanya diperlukan untuk mengatakan tidak pada sesuatu yang salah. Padahal sabar juga dibutuhkan untuk bertahan pada sesuatu yang benar.

Kita perlu sabar untuk menahan tidak makan ketika berpuasa, tapi kita juga butuh sabar dalam mempertahankan sholat lima waktu. Kita perlu sabar untuk menahan tidak bolos ketika malas kuliah, tetapi kita juga butuh sabar untuk bertahan menghadapi beratnya tugas dan sulitnya ujian. Kita perlu sabar untuk menahan tidak berdusta, tapi kita juga butuh sabar untuk bertahan mengatakan hal yang benar dan bertutur kata yang baik.

Bahasa Inggris sendiri memiliki dua padanan kata untuk sabar; Patient yang berarti menahan, dan Resilient yang berarti bertahan. Menahan dan bertahan dibutuhkan dalam semua sisi kehidupan. Dalam buku berjudul #Sharing, Handry Satriago menyebutkan ada tiga tahapan menuju kesuksesan: (1) Bermimpi, (2) Eksekusi, dan (3) Bertahan. Tiga tahapan ini harus dijalani tanpa terkecuali, dan tahapan terakhir adalah yang tersulit. Bermimpi dan mengeksekusi tidaklah sesulit yang sering dibayangkan, tapi bertahan dan bersabar menjaga konsistensi justru berada di kutub sebaliknya. Dianggap mudah, padahal disinilah kita sering gagal dan jatuh.

Tidak ada satu orang pun yang bisa sukses tanpa proses. Dan satu-satunya kunci menjalani proses hingga akhir adalah konsistensi, yang lahir dari keyakinan hati dan kesabaran tanpa henti.

Aku Rindu