ANEH? Tidak. Sebab kenyataannya banyak orang memberi nasehat atau saran kepada orang lain yang bercerita tentang masalah yang dihadapi. Padahal, dia tidak bermaksud meminta nasehat atau saran. Hal ini semata-mata banyak orang Indonesia yang kurang memahami aspek kejiwaan orang lain. Sehingga muncullah kebiasaan buruk yang seharusnya tidak perlu terjadi. Logikanya: “Tidak meminta kok diberi”.
Kenapa orang menceritakan masalahnya tetapi tidak meminta nasehat atau saran kepada Anda?
Antara lain:
-Sekadar bercerita agar orang lain tahu kalau dia punya masalah
-Hanya sekadar bercerita untuk mengurangi beban psikologisnya
-Hanya ingin bercerita saja daripada tidak ada yang diceritakan
-Hanya ingin mengetahui respon atau tanggapan Anda
-Ingin memancing reaksi Anda
-Ingin mengumpulkan pendapat untuk bahan artikel atau buku yang akan diterbitkan
-Untuk mengetahui kadar berlogika Anda
-Ingin mengetahui pola pikir Anda
-Ingin memancing bahwa Andapun punya masalah dan seseorang itu ingin mengetahui masalah Anda
-Sebenarnya sudah tahu solusinya tetapi belum dilakukan
-Apa yang akan Anda katakan sebenarnya sudah dia pikirkan dan sudah dia lakukan
-Ada orang yang tersinggung kalau diberi nasehat atau saran, sebab dia sesungguhnya lebih tahu masalahnya dan tahu solusinya dibandingkan orang lain
-Jika Anda memberi nasehat atau saran padahal tidak diminta, bisa menimbulkan kesalahpahaman
-Dan motivasi lainnya yang pada dasarnya tidak ingin meminta nasehat atau saran Anda
Lantas, bagaimana sikap Anda sebaiknya?
-Sebaiknya sebagai pendengar yang baik
-Biarkan dia bicara sepuas-puasnya
-Jika perlu bertanyalah sebanyak-banyaknya
-Berikan rasa simpati dan empati Anda kepadanya
-Jangan sesekali menyalahkan apalagi menggurui
-Jangan sesekali memberi nasehat atau saran
Memberi nasehat atau saran kalau diminta
Nah, saatnya dia meminta nasehat dan saran, berilah nasehat dan saran dengan syarat Anda benar-benar memahami masalahnya dan memahami “teori solusi” atau “decision making” atau “flowchart thinking” atau “pohon keputusan” atau nasehat yang benar-benar realistis sesuai kemampuan, situasi dan kondisi yang bersangkutan.
Nasehat dan saran yang baik
Antara lain:
-Sebelum memberi nasehat atau saran, tanyakan dulu apa yang telah dilakukannya
-Fokus anya pada masalahnya
-Jangan membandingkan dengan masalah Anda atau masalah orang lain
-Jangan terkesan menggurui, sok mengerti atau sok tahu
-Nasehat atau saran harus realistis sesuai dengan situasi dan kondisi yang bersangkutan
-Menggunakan metode bertanya
-Sesuai kemampuan yang dimiliki seseorang ang memnta nasehat atau saran
-Berikan alasan (satu nasehat/satu saran satu alasannya)
-Berikan kebaikan dan keburukan nasehat/saran Anda
-Berikan motivasi
Memberi nasehat dan saran tidaklah mudah
Asal memberi nasehat/saran memang mudah. Bahkan sangat mudah. Tetapi memberikan nasehat/saran yang benar-benar sesuai dengan masalah yang dihadapi seseorang tidaklah mudah. Karena, banyak hal yang harus dipahami. Antara lain:
-Harus memahami masalah
-Harus memahami situasi dan kondisi d mana masalah itu terjadi
-Harus memahami kepribadian ataupun watak si peminta nasehat
Kekecualian (berlaku secara umum, tidak kepada per pribadi atau per kasus)
-Memberi nasehat kepada anak-anak, murid-murid,mahasiswa-mahasiswa atau warga-warga
-Memberi nasehat kepada para narapidana
-Memberi nasehat kepada sahabat-sahabat dekat Anda atau orang-orang dekat Anda
-Memberi nasehat kepada para pengemudi kendaraan terutama saat mudik
-Memberi nasehat (semangat) kepada orang yang sakit atau dirawat di rumah sakit
-Memberi nasehat terhadap orang-orang yang cara bernalarnya keliru (apalagi di bidang agama)
-Memberi saran pada akhir sebuah skripsi
-Memberikan saran kepada pemerintah agar meningkatkan pelayanan publik
-Memberi saran buanglah sampah pada tempatnya
-Memberi saran agar tidak merokok di angkutan umum atau di tempat umum
-Dan lain-lain.
Kekecualian
-Anda menulisnya dalam bentuk artikel ataupun buku
-Artikel atau buku bersifat umum dan hanya berlaku untuk yang membutuhkan
Misalnya:
Artikel atau buku berjudul “Mari Belajar Ber-“Positive Thinking”
Buku yang berisi nasehat atau saran ini hanya ditujukan untuk yang membutuhkan. Bagi yang tidak membutuhkan tidak perlu membeli dan tidak perlu membacanya.
Salah memberi nasehat/saran, bisa fatal akibatnya
Kadang-kadang bisa terjadi, ketika seseorang melaksanakan nasehat/saran Anda, justru akibatnya sangat fatal.
Misalnya:
Anda menyarankan kepada seorang isteri untuk meminta cerai secara baik-baik, karena hampir tiap hari dianiaya suaminya. Ketika nasehat Anda dilaksanakan, justru suaminya marah luar biasa. Dan malam harinya, isterinya dibunuh.
Nah loh, bagaimana?